MENCARI KEPASTIAN
PART 1
Hari ini adalah hari Senin. Hari
senin adalah salah satu hari yang paling aku benci, sekolah lagi sekolah lagi!
Itu membosankan... bertemu dengan guru yang killer semua dan teman-teman yang
rese semua. Huh! Andaikan aku bisa hidup di luar negri, bangunan sekolahnya
tinggi-tinggi dan keren-keren, guru-gurunya mendukung prestasi siswa dan
temen-temennya pasti gaul semua.
Oh iya, namaku adalah Dino..
teman-teman memanggilku Dinosaurus karena aku sanggat tinggi. Berat badanku
sekitar 67 kg, dan tinggi badanku sekitar 177 cm, salahkah jika aku terlahir
setinggi ini? Ah! Lupakanlah! Aku tidak ingin membahas keanehan bentuk tubuhku
ini.
Aku duduk
di kelas 3 SMP dan sekarang sedang mempelajari semester dua.. hari-hari ini
sudah membuat ku bosan dengan matapelajaran yang tidak pernah masuk kedalam
logikaku, matapelajaran yang paling aku suka adalah bahasa Inggris, namun
karena kesukaanku yang berlebihan teman-teman beranggapan bahwa aku sombong. Aku hanya berfikir “masa bodoh” karena mereka
tidak mengenal aku dan mengerti kehidupanku.
Teman? Ya aku juga punya! Dan
juga dia sahabat terbaikku, dia adalah Mikha. Mikha adalah salah satu cowok
yang paling populer dari kelas kami... tapi dia sangat membenci orang-orang
yang berlebihan dalam menanggapi nya, terutama pada perempuan! Perempuan selalu
saja meniru akting para artis sinetron yang berkata “Oh MY GOD! Oh MY NO! Oh MY
WAW!” bukankan itu sangat menjijikkan? Ya bagi kami para lelaki, kami membenci
perempuan yang tidak mengerti keadaan, namun... kami juga mempunyai teman dekat
yang seorang perempuan, menurut kami dia berbeda dari teman-teman perempuan
yang lainnya, dia natural dan dia juga cerdas. Namanya adalah Fishca.
Jadi kami
pun bertiga. Ada aku Dino, Mikha dan Fishca.
Kami selalu bersama, walaupun
Fishca kadang menjauh dari kami.. ya, karena kami kan cowok. Jadi dia beranggapan bahwa aku dan Mikha
selalu mempermainkan dia, sebenarnya kami hanya bermain-main, kami pun sudah
biasa melihat sikapnya yang labil. Fishca... selalu teringat diotakku namanya
yang berawalan dari FISH yaitu IKAN, jadi kami selalu mengejeknya dengan
panggilan Ikan buntal, karena pipinya yang chubby beserta sikapnya yang pemalu,
mungkin hanya aku dan Mikha yang mengetahui sikap aslinya. Aku dan Fishca
adalah teman kecil, rumah kami pun bersebelahan, sedangkan Mikha adalah teman
SMP ku.
Aku, Mikha
dan Fishca bersekolah di SMP BATU MULIA di JAKARTA, namun SMP kami adalah salah
satu SMP yang kurang di minati oleh kalangan JAKARTA, karena SMP kami terlalu
sering melakukan tidakan yang tidak menguntungkan bagi SMP kami sendiri. Tapi
kami, kami adalah salah satu kelompok yang selalu mencoba untuk memajukan SMP
kami, kata lainnya kami adalah salah satu siswa-siswi yang berprestasi, aku
berprestasi di bidang Olahraga khususnya Basket
dan bahasa Inggris, Mikha berprestasi di bidang logika seperti
matematika, sains, dan perlombaan catur, sedangkan Fishca berprestasi di bidang
akademik yaitu penelitian, bahasa Indonesia, IPS, Geografi dan dia juga
berprestasi di bidang seni yaitu memainkan drama dan cerita pendek atau cerpen.
Kami selalu
saja menjadi topik pembicaraan bagi seluruh siswa di SMP kami, tapi kami tak
akan melambung tinggi karena pujian itu.. itu hanyalah pujian belaka yang
sering kami dengar dari orang-orang yang berlagak artis papan bawah itu.
Kali ini di hari ini, aku akan
berangkat kesekolah dengan meggunakan angkot yang sudah menjadi langgananku
selama 2 tahun, sopir angkutan kota itu bernama Hidwan, dia adalah teman
ibuku.. walaupun ibuku sudah tiada.. namun aku percaya ibuku pasti bangga
dengan prestasi yang sudah aku gapai selama bertahun-tahun ini.
Selama di
perjalanan aku selalu saja merenung dan berhayal.. . lalu tiba-tiba saja, saat
di perempatan jalan kesekolah ku ada yang tertabrak, dan abang Hidwan pun langsung
memberhentikan angkutannya dan segera menolong orang yang di tabrak dan
menabrak itu aku pun ikut melihat kejadian itu.. aku juga ikut turun, ternyata
itu adalah salah satu teman SMP kami yang menggunakan motor.. sudah ku duga, komplotan anak berandalan itu
selalu saja membuat sensasi bagi para pengguna jalan. Abang Hidwan pun akhirnya
mengobati seorang yang luka kakinya itu, aku pun turut campur tangan. Aku
melihat kakinya yang tergores panjang itu, aku pernah mengalami itu saat
pertandingan bola Basket.
“nak, kamu
punya kain kassa?” tanya abang Hidwan padaku
“iya pak,
ini dia” jawabku, dengan membuka tasku dan mengambil kain kassa yang ada di
dalamnya
“ok..
pegang ini, dan ini” seru abang Hidwan
“ya”
jawabku
Aku melihat
kelincahan abang Hidwan dalam mengobati orang yang terluka itu, sangat gesit
lakunya, namun darah di kakinya membuat abang Hidwan melamban, tetapi akhirnya
dalam 15 menit abang Hidwan dapat melakukan nya dengan benar. Akhirnya aku pun
berlari ke sekoah karena terlambat. Abang Hidwan selalu menumpangkanku
angkutannya secara gratis. Akhirnya aku pun berjalan kesekolah lagi... huh!
Capek!
TING.... TONG..... TING.....
TONG bunyi bel sekolah kami, namun aku
tidak melihat Mikha hari Senin ini
“Din, mana
Mikha?” tanya Fishca
“telat kali”
jawabku dengan singkat
“lambat?
Kayaknya nggak deh, kamu aja sekarang udah lambat.. mana mungkin dia lambat”
jawabnya dengan membuka tasnya
“ya.. liat
nanti lah” jawabku dengan tenang dan menaikkan kacamataku.
Pelajaran pertama pun sudah di
mulai, Pak Kristianto guru Matematika kami terlihat memasuki ruang kelas kami.
“Selamat
pagi anak-anak.. lho, mana Mikha?” sapa Pak Kristianto dengan terkejut
“Tuh kan,
aku udah bilang! Pasti Mikha yang dicari pertama.. huh” bisik Fishca di
telingaku
“Pak
Kristianto gitu lho..” jawabku dengan tertawa
“huek” ejek
Fishca
Pak Kristianto pun acuh dengan
kami karena tiadanya Mikha. Mikha! Akan ku hajar kau nanti! Lihat saja!
“permisi..”gedoran
pintu saat pelajaran sedang berlangsung
HENING----
“aku tebak
itu Mikha..” tanyaku pada Fishca
“aku juga”
jawabnya
Pak
Kristianto pun membuka pintu, dan Mikha yang datang.. Pak Kristianto pun
langsung saja bersemangat karena anak emas nya sudah datang.
“huuuu...”
seru tema-teman kami yang berharap Mikha tidak datang
“ssstttt!
Diam!” bentak Pak Kristianto
“Mik, kenapa kamu datang terlambat” tanya Pak
Kristianto dengan segera
“maaf
pak... saya terlalu banyak main catur semalaman pak” jawabnya dengan tertunduk
“catur
lagi... catur lagi. Ga bosen-bosen apa?” tanya Pak Kristianto dengan
membolehkan Mikha duduk
Aku dan
Fishca hanya acuh dengan Mikha di saat pelajaran Matematika, karena pasti saja
Mikha yang selalu di utamakan. Adrenalin kami pun memaksa agar aku dan Fishca
dapat seperti Mikha.. tapi kenapa ya? Kali ini Mikha terlihat malas? Biasanya
sih dia memperhatikan dengan jelas penjelasan Pak Kristianto.. sudahlah! Aku
juga malas melihatnya, gara-gara dia kami pun jadi tak di utamakan, untung itu
Cuma pelajaran matematika saja.
Bel istirahatpun berbunyi Aku
langsung perg ke kantin
“weits....
banyaknya orang” kataku dengan menengok jalan ke kantin
“ ya
iyalah” jawab Mikha yang tiba-tiba berada di sampingku
“ lu
lagi... lambat mulu lu” jawabku dengan kasar
“biasa aja
kali.. lu juga pernah lambat” jawabnya dengan biasa saja
“weeey!
Kalian mau kemana?” teriak Fishca dari jauh
“sini
Fish!” jawab Mikha dengan sedikit tertawa, aku pun langsung saja berpaling dari
mereka berdua, lumayan rese mereka kali ini.
Aku pun meninggalkan mereka, dan
segera pergi ke kantin.. Jajanan gorengan lagi, huh! Mereka tau gak itu
merugikan tubuh? Dasar.. orang-orang yang tau cari untung saja.
Aku pun
akhirnya hanya membeli air putih, walaupun hanya air putih, tapi itu sangat
bermanfaat bagi tubuhku. Minum dan minum, aku akan selalu minum! Karena itu lah
yang aku perlukan.
“uhuk.. ada
yang minum sendiri ya” goda Fishca
“ya tuh,
sendiri lagi” tambah Mikha
“ga pernah
minum ya?”jawabku dengan acuh
“maaf Din..
aku kan Cuma main-main” jawab Fishca
“lu cowo,
masa cewe yang minta maaf ke cowo?” seru Mikha
“biasa aja!
Dino itu temen masa kecil aku” jawab Fishca
“rese lu
Mik!” jawabku dengan membagikan mereka air putihku
Ahirnya
kami pun baikan juga.. walaupun aku malas memaafkan mereka, tapi itulah
teman... walaupun kalian sudah marahan tapi ending-endingnya kalian baikan
juga, dan walaupun itu tak kalian sadari.
---To Be Continued---
Cerpen By : Elna Meita Pasaribu, SMP LABSCHOOL UNTAD PALU
0 komentar:
Post a Comment