Sunday, October 19, 2014

Cerita Pendek

MENCARI KEPASTIAN
PART 1

                Hari ini adalah hari Senin. Hari senin adalah salah satu hari yang paling aku benci, sekolah lagi sekolah lagi! Itu membosankan... bertemu dengan guru yang killer semua dan teman-teman yang rese semua. Huh! Andaikan aku bisa hidup di luar negri, bangunan sekolahnya tinggi-tinggi dan keren-keren, guru-gurunya mendukung prestasi siswa dan temen-temennya pasti gaul semua.
                Oh iya, namaku adalah Dino.. teman-teman memanggilku Dinosaurus karena aku sanggat tinggi. Berat badanku sekitar 67 kg, dan tinggi badanku sekitar 177 cm, salahkah jika aku terlahir setinggi ini? Ah! Lupakanlah! Aku tidak ingin membahas keanehan bentuk tubuhku ini.
Aku duduk di kelas 3 SMP dan sekarang sedang mempelajari semester dua.. hari-hari ini sudah membuat ku bosan dengan matapelajaran yang tidak pernah masuk kedalam logikaku, matapelajaran yang paling aku suka adalah bahasa Inggris, namun karena kesukaanku yang berlebihan teman-teman beranggapan bahwa aku sombong.  Aku hanya berfikir “masa bodoh” karena mereka tidak mengenal aku dan mengerti kehidupanku.
                Teman? Ya aku juga punya! Dan juga dia sahabat terbaikku, dia adalah Mikha. Mikha adalah salah satu cowok yang paling populer dari kelas kami... tapi dia sangat membenci orang-orang yang berlebihan dalam menanggapi nya, terutama pada perempuan! Perempuan selalu saja meniru akting para artis sinetron yang berkata “Oh MY GOD! Oh MY NO! Oh MY WAW!” bukankan itu sangat menjijikkan? Ya bagi kami para lelaki, kami membenci perempuan yang tidak mengerti keadaan, namun... kami juga mempunyai teman dekat yang seorang perempuan, menurut kami dia berbeda dari teman-teman perempuan yang lainnya, dia natural dan dia juga cerdas. Namanya adalah Fishca.
Jadi kami pun bertiga. Ada aku Dino, Mikha dan Fishca.
                Kami selalu bersama, walaupun Fishca kadang menjauh dari kami.. ya, karena kami kan cowok.  Jadi dia beranggapan bahwa aku dan Mikha selalu mempermainkan dia, sebenarnya kami hanya bermain-main, kami pun sudah biasa melihat sikapnya yang labil. Fishca... selalu teringat diotakku namanya yang berawalan dari FISH yaitu IKAN, jadi kami selalu mengejeknya dengan panggilan Ikan buntal, karena pipinya yang chubby beserta sikapnya yang pemalu, mungkin hanya aku dan Mikha yang mengetahui sikap aslinya. Aku dan Fishca adalah teman kecil, rumah kami pun bersebelahan, sedangkan Mikha adalah teman SMP ku.
Aku, Mikha dan Fishca bersekolah di SMP BATU MULIA di JAKARTA, namun SMP kami adalah salah satu SMP yang kurang di minati oleh kalangan JAKARTA, karena SMP kami terlalu sering melakukan tidakan yang tidak menguntungkan bagi SMP kami sendiri. Tapi kami, kami adalah salah satu kelompok yang selalu mencoba untuk memajukan SMP kami, kata lainnya kami adalah salah satu siswa-siswi yang berprestasi, aku berprestasi di bidang Olahraga khususnya Basket  dan bahasa Inggris, Mikha berprestasi di bidang logika seperti matematika, sains, dan perlombaan catur, sedangkan Fishca berprestasi di bidang akademik yaitu penelitian, bahasa Indonesia, IPS, Geografi dan dia juga berprestasi di bidang seni yaitu memainkan drama dan cerita pendek atau cerpen.
                Kami selalu saja menjadi topik pembicaraan bagi seluruh siswa di SMP kami, tapi kami tak akan melambung tinggi karena pujian itu.. itu hanyalah pujian belaka yang sering kami dengar dari orang-orang yang berlagak artis papan bawah itu.
                Kali ini di hari ini, aku akan berangkat kesekolah dengan meggunakan angkot yang sudah menjadi langgananku selama 2 tahun, sopir angkutan kota itu bernama Hidwan, dia adalah teman ibuku.. walaupun ibuku sudah tiada.. namun aku percaya ibuku pasti bangga dengan prestasi yang sudah aku gapai selama bertahun-tahun ini.
Selama di perjalanan aku selalu saja merenung dan berhayal.. . lalu tiba-tiba saja, saat di perempatan jalan kesekolah ku ada yang tertabrak, dan abang Hidwan pun langsung memberhentikan angkutannya dan segera menolong orang yang di tabrak dan menabrak itu aku pun ikut melihat kejadian itu.. aku juga ikut turun, ternyata itu adalah salah satu teman SMP kami yang menggunakan motor..  sudah ku duga, komplotan anak berandalan itu selalu saja membuat sensasi bagi para pengguna jalan. Abang Hidwan pun akhirnya mengobati seorang yang luka kakinya itu, aku pun turut campur tangan. Aku melihat kakinya yang tergores panjang itu, aku pernah mengalami itu saat pertandingan bola Basket.
“nak, kamu punya kain kassa?” tanya abang Hidwan padaku
“iya pak, ini dia” jawabku, dengan membuka tasku dan mengambil kain kassa yang ada di dalamnya
“ok.. pegang ini, dan ini” seru abang Hidwan
“ya” jawabku
Aku melihat kelincahan abang Hidwan dalam mengobati orang yang terluka itu, sangat gesit lakunya, namun darah di kakinya membuat abang Hidwan melamban, tetapi akhirnya dalam 15 menit abang Hidwan dapat melakukan nya dengan benar. Akhirnya aku pun berlari ke sekoah karena terlambat. Abang Hidwan selalu menumpangkanku angkutannya secara gratis. Akhirnya aku pun berjalan kesekolah lagi... huh! Capek!
                TING.... TONG..... TING..... TONG  bunyi bel sekolah kami, namun aku tidak melihat Mikha hari Senin ini
“Din, mana Mikha?” tanya Fishca
“telat kali” jawabku dengan singkat
“lambat? Kayaknya nggak deh, kamu aja sekarang udah lambat.. mana mungkin dia lambat” jawabnya dengan membuka tasnya
“ya.. liat nanti lah” jawabku dengan tenang dan menaikkan kacamataku.
                Pelajaran pertama pun sudah di mulai, Pak Kristianto guru Matematika kami terlihat memasuki ruang kelas kami.
“Selamat pagi anak-anak.. lho, mana Mikha?” sapa Pak Kristianto dengan terkejut
“Tuh kan, aku udah bilang! Pasti Mikha yang dicari pertama.. huh” bisik Fishca di telingaku
“Pak Kristianto gitu lho..” jawabku dengan tertawa
“huek” ejek Fishca
                Pak Kristianto pun acuh dengan kami karena tiadanya Mikha. Mikha! Akan ku hajar kau nanti! Lihat saja!
“permisi..”gedoran pintu saat pelajaran sedang berlangsung
                                                                                HENING----
“aku tebak itu Mikha..” tanyaku pada Fishca
“aku juga” jawabnya
Pak Kristianto pun membuka pintu, dan Mikha yang datang.. Pak Kristianto pun langsung saja bersemangat karena anak emas nya sudah datang.
“huuuu...” seru tema-teman kami yang berharap Mikha tidak datang
“ssstttt! Diam!” bentak Pak Kristianto
“Mik,  kenapa kamu datang terlambat” tanya Pak Kristianto dengan segera
“maaf pak... saya terlalu banyak main catur semalaman pak” jawabnya dengan tertunduk
“catur lagi... catur lagi. Ga bosen-bosen apa?” tanya Pak Kristianto dengan membolehkan Mikha duduk
Aku dan Fishca hanya acuh dengan Mikha di saat pelajaran Matematika, karena pasti saja Mikha yang selalu di utamakan. Adrenalin kami pun memaksa agar aku dan Fishca dapat seperti Mikha.. tapi kenapa ya? Kali ini Mikha terlihat malas? Biasanya sih dia memperhatikan dengan jelas penjelasan Pak Kristianto.. sudahlah! Aku juga malas melihatnya, gara-gara dia kami pun jadi tak di utamakan, untung itu Cuma pelajaran matematika saja.
                Bel istirahatpun berbunyi Aku langsung perg ke kantin
“weits.... banyaknya orang” kataku dengan menengok jalan ke kantin
“ ya iyalah” jawab Mikha yang tiba-tiba berada di sampingku
“ lu lagi... lambat mulu lu” jawabku dengan kasar
“biasa aja kali.. lu juga pernah lambat” jawabnya dengan biasa saja
“weeey! Kalian mau kemana?” teriak Fishca dari jauh
“sini Fish!” jawab Mikha dengan sedikit tertawa, aku pun langsung saja berpaling dari mereka berdua, lumayan rese mereka kali ini.
                Aku pun meninggalkan mereka, dan segera pergi ke kantin.. Jajanan gorengan lagi, huh! Mereka tau gak itu merugikan tubuh? Dasar.. orang-orang yang tau cari untung saja.
Aku pun akhirnya hanya membeli air putih, walaupun hanya air putih, tapi itu sangat bermanfaat bagi tubuhku. Minum dan minum, aku akan selalu minum! Karena itu lah yang aku perlukan.
“uhuk.. ada yang minum sendiri ya” goda Fishca
“ya tuh, sendiri lagi” tambah Mikha
“ga pernah minum ya?”jawabku dengan acuh
“maaf Din.. aku kan Cuma main-main” jawab Fishca
“lu cowo, masa cewe yang minta maaf ke cowo?” seru Mikha
“biasa aja! Dino itu temen masa kecil aku” jawab Fishca
“rese lu Mik!” jawabku dengan membagikan mereka air putihku

Ahirnya kami pun baikan juga.. walaupun aku malas memaafkan mereka, tapi itulah teman... walaupun kalian sudah marahan tapi ending-endingnya kalian baikan juga, dan walaupun itu tak kalian sadari.

---To Be Continued---

Cerpen By : Elna Meita Pasaribu, SMP LABSCHOOL UNTAD PALU

0 komentar:

Post a Comment